Aceh Tengah – Baranews.com- Sadikin Arisko, salah satu panitia banding pemilihan untuk Kongres ASKAB PSSI Kabupaten Aceh Tengah, memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang menyebutkan bahwa panitia kongres tidak independen dan tidak demokratis. Pernyataan tersebut sebelumnya dilontarkan oleh perwakilan klub Anugrah Sebaya, Ibrahim, dalam sebuah audiensi yang berlangsung di kantor DPRK Aceh Tengah.
Menurut Sadikin, audiensi tersebut tidak sepenuhnya merupakan inisiatif klub sepak bola, melainkan diduga dipengaruhi oleh oknum anggota DPRK Aceh Tengah.
“Kami menilai bahwa audiensi itu tidak murni berasal dari klub, ada dugaan kuat bahwa ada pihak-pihak tertentu yang berusaha mempengaruhi jalannya acara,” ungkap Sadikin.
Sadikin juga menegaskan bahwa seluruh tahapan kongres ASKAB PSSI Aceh Tengah telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Asprov PSSI Aceh.
“Tahapan kongres sudah sesuai dengan peraturan yang diberikan oleh Asprov PSSI Aceh kepada kami, dan semuanya berjalan dengan transparan serta sesuai aturan,” jelasnya.
Terkait tuduhan Ibrahim yang menyatakan bahwa panitia tidak memberikan informasi yang cukup, Sadikin membantahnya dengan tegas. Menurutnya, pemberitaan yang diterbitkan pada 16 Februari 2025 sudah menginformasikan tahapan kongres secara lengkap.
“Pernyataan Ibrahim yang mengatakan kami tidak memberikan informasi cukup adalah tidak benar. Jika ia membaca pemberitaan tersebut dengan seksama, ia pasti tahu bahwa semua tahapan sudah dijelaskan dengan detail,” ujar Sadikin.
Ia juga menambahkan bahwa pihak panitia telah beberapa kali bertemu dengan Ibrahim dan rekannya, serta memberikan penjelasan secara berulang-ulang.
Sadikin menduga bahwa tindakan Ibrahim dan rekan-rekannya didalangi oleh salah satu oknum anggota DPRK Aceh Tengah yang diduga memiliki ambisi untuk menjadi ketua ASKAB PSSI Aceh Tengah.
Dugaan ini muncul setelah pada malam 17 Februari, Komisi Pemilihan (KP) Agus Muliara dipanggil untuk hadir di kediaman salah satu anggota DPRK Aceh Tengah. Ibrahim dan rekan-rekannya juga hadir dalam pertemuan tersebut.
“Kami tidak melarang siapapun yang ingin mendaftar, selama mereka memenuhi persyaratan sesuai peraturan. Namun, alih-alih berusaha memenuhi persyaratan dan mendaftar, mereka lebih memilih untuk memperkeruh suasana tahapan kongres,” tegas Sadikin.(*)