Rimo – Komunitas Gerakan Relawan Rumah Dhuafa Indonesia atau Rumoeh GARDA Indonesia, kembali menyerahkan kunci rumah baru kepada kaum dhuafa di Aceh Singkil. Yaitu Ibu Sulisyana warga Lipat Kajang Bawah, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, Minggu (22/12/2024).
Penyerahkan kunci rumah menyusul selesainya pembangunan rumah layak huni berkode R006 tersebut.
Sebelumnya Ibu Sulisyana bersama dua putrinya menempati rumah sederhana berkontruksi kayu bersama keluarga ibu dan adik beradiknya.
Setelah menerima kunci maka keluarga itu bisa tinggal di rumah layak huni tersebut.
Rumah bertipe 4×12 itu merupakan hasil pengumpulan donasi melalui gerakan berbagi Rp 10 ribu per bulan dengan tagar #gerakan10ribu oleh komunitas GARDA Indonesia.
Ini merupakan rumah kedua dibangun di Aceh Singkil atau rumah keenam di Aceh. Selama kurun waktu 4 tahun terbentuk atau sejak 20 Juli 2020, setidaknya GARDA Indonesia sudah berhasil membangun 6 (enam) unit rumah layak huni yang sudah dibangun dengan hasil donasi Rp 10.000 perbulan, yaitu tiga unit di Kabupaten Aceh Barat, dua unit di Aceh Singkil dan 1 unit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, mantan kadis pendidikan Aceh Singkil, Khalilullah, Keuchik Lipat Kajang Bawah Mirwan Salim, sejumlah Penggerak GARDA Indonesia Ustadzah Susteriati, Syaifuddin Berutu, Faisal (Aceh Singkil), Rony Arif Munandar, Tgk. Muhammad Hasyim (Aceh Barat), Muhammad Idris (Nagan Raya) dan Suherman (Aceh Barat Daya).
Perwakilan Penggerak GARDA Indonesia wilayah Aceh Singkil-Subulussalam, Darwis, ST yang juga koordinator pengawas konstruksi R006 dalam laporannya menyampaikan terimakasih kepada donatur, sehingga berhasil membangun rumah melalui donasi Rp 10 ribu per bulan.
“Kami berterimakasih kepada para penggerak dan donatur GARDA Indonesia khususnya di Aceh Singkil dan Subulussalam, harapan kita tahun 2025 nanti kita mampu untuk membantu warga lainnya yang membutuhkan,” jelas Darwis
Menurutnya pembangunan rumah keenam tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 69.692.000. Seluruh pembiayaannya bersumber dari donasi Rp. 10.000/bulan.
“Jumlah tersebut terdiri dari bahan dan alat sebesar Rp 47.692.000 dan ongkos tukang Rp 22.000.000,” rinci Darwis, ST
Inisiator Program GARDA Indonesia, Aduwina Pakeh, MSc yang merupakan Dosen Universitas Teuku Umar menyampaikan bahwa pembangunan rumah bersumber dari donasi rutin anggota dan donatur tetap sebesar Rp 10 per bulan.
Pihaknya menargetkan jumlah donatur yang bergabung dalam komunitas ini kedepan bisa mencapai 10.000 orang. Sehingga kedepan melalui gerakan donasi Rp 10 ribu mampu membangun minimal 1 unit rumah layak huni setiap bulannya.
“Mohon doa dan dukungan dari masyarakat, khususnya masyarakat Aceh, agar cita-cita kita bersama untuk membantu membebaskan rakyat Aceh dari hunian tidak layak huni ke rumah yang layak huni akan tercapai,” pintanya.
Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UTU ini menguraikan semenjak program ini dimulai pada Juli 2020 lalu, jumlah donatur yang telah bergabung mencapai 5.470 orang.
Berasal dari berbagai daerah di Indonesia, berbagai latar belakang profesi, usia, pendidikan dan ekonomi.
Yang bergabung tidak hanya dari Aceh semata, namun juga dari wilayah Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Kepri, Babel, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.
Bahkan hingga ke luar negeri (Australia dan Malaysia).
“Sistem kita sangat sederhana, membangun rumah layak huni untuk kaum duafa di Aceh dengan cara donasi Rp 10.000 rupiah perbulan.
Siapa saja dapat bergabung, nilai donasinya tetap Rp 10 ribu per bulan. Target kita suatu saat nanti jumlah donatur dapat mencapai 10.000 orang, saat ini baru tercapai 54 persen dari target tersebut.
Sembari kita sempurnakan konsep, sistem dan pola gerakan, kita terus melakukan sosialisasi terutama melalui media sosial,” jelasnya.
“Harapan kita, suatu saat nanti gerakan ini akan mampu mengumpulkan 10.000 donatur, sehingga jika dikalikan 10.000 rupiah maka akan mendapatkan donasi sebesar Rp. 100 juta perbulan, dengan demikian kita akan mampu membangun 1 hingga 2 unit rumah layak huni perbulannya,” jelas Aduwina Pakeh.
Oleh karena itu, Ia memohon doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh, agar cita-cita bersama untuk saling membantu dalam membebaskan rakyat Aceh dari hunian tidak layak huni.
Bagi masyarakat yang ingin ikut bergabung sebagai anggota atau donatur di program GARDA Indonesia dipersilahkan hubungi penggerak yang sudah duluan bergabung. Bisa juga menghubungi nomor WhatsApp 082166725955 atas nama Aduwina Pakeh.
“Lewat GARDA Indonesia inilah kami memberikan peluang dan kesempatan besar bagi siapa saja untuk aktif sebagai donatur maupun sebagai penggerak, tanpa harus menyita waktu kerja masing-masing. Karena gerakan ini dibangun berbasis teknologi informasi dan millenial,” tutupnya (*).