GAYO LUES, BARA NEWS, (26/07/2025) | Panitia Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Gayo Lues resmi membuka pendaftaran calon Ketua Umum untuk masa bakti 2025–2029. Proses ini menjadi penentu arah pembinaan dan prestasi olahraga Gayo Lues ke depan, sekaligus ujian kepemimpinan bagi para tokoh yang berniat memimpin bukan sekadar demi status, melainkan karena komitmen terhadap olahraga di daerah ini.
Pengumuman yang diterbitkan oleh Panitia Seleksi Nomor: 03/PANSEL-KONI/GL/VII/2025 itu menyatakan bahwa pendaftaran dibuka sejak 26 Juli hingga 2 Agustus 2025. Sekretariat panitia di Pendopo Bupati menjadi titik awal seleksi bagi para calon yang dianggap mampu membawa angin segar dalam pengelolaan olahraga Gayo Lues.
Syarat utama yang ditegaskan dalam seleksi ini bukan sekadar administratif. Mereka yang ingin mencalonkan diri wajib berdomisili di Gayo Lues dan memiliki pemahaman mendalam tentang dunia olahraga, baik secara organisasi maupun teknis di lapangan. Tidak cukup hanya memahami tata kelola dan regulasi internal KONI, calon juga dituntut punya pengalaman memimpin cabang olahraga atau organisasi sejenis di tingkat daerah maupun nasional.
Pentingnya integritas dan visi yang luas juga menjadi sorotan utama. Para kandidat diharapkan tidak datang membawa ambisi pribadi, tetapi membawa semangat untuk membangun prestasi atlet Gayo Lues melalui kerja sama lintas sektor—baik dengan instansi pemerintahan, swasta, maupun badan-badan olahraga yang lebih tinggi. Mereka juga harus bersedia menjadi jembatan yang mampu menghubungkan dinamika lokal dengan standar olahraga nasional dan internasional.
Salah satu syarat yang tidak bisa ditawar adalah dukungan minimal dari 30 persen pengurus cabang olahraga aktif di bawah KONI Gayo Lues. Ini menjadi indikator awal apakah seorang calon memiliki legitimasi nyata dari komunitas olahraga, atau hanya sekadar ingin memanfaatkan panggung jabatan. Selain itu, para pendaftar juga diwajibkan menyerahkan pakta integritas, menyatakan kesiapan total dalam menjalankan amanah, serta menyampaikan visi-misi secara tertulis.
Di tengah sorotan publik terhadap performa KONI di berbagai daerah yang sering kali tersandera kepentingan politik dan kekuasaan, momen Musorkab ini dinilai sangat krusial. Gayo Lues memerlukan sosok yang tidak hanya paham ruang rapat, tetapi juga pernah menginjak lumpur lapangan—mendampingi atlet, menghadapi minimnya fasilitas, dan mencari solusi dalam keterbatasan anggaran.
Harapan masyarakat olahraga Gayo Lues kini menggantung pada proses seleksi yang terbuka dan transparan. Proses yang tidak hanya melihat siapa yang dekat dengan kekuasaan, tapi siapa yang benar-benar mengabdi untuk kemajuan olahraga daerah.
Panitia Musorkab menegaskan bahwa seleksi ini bukan sekadar formalitas lima tahunan, tetapi bagian dari tanggung jawab moral untuk menyaring pemimpin yang mampu merumuskan strategi, mempersatukan pengurus cabang, dan mendorong prestasi atlet hingga ke tingkat nasional. Dalam dunia olahraga, hasil adalah ukuran akhir. Namun proses yang jujur dan berintegritas tetap menjadi fondasi paling utama.
Di balik barisan nama yang mungkin akan muncul, pertanyaan mendasarnya tetap sama: apakah mereka paham lapangan atau hanya mengincar papan nama? Waktu akan menjawab, tapi sejarah akan mencatat siapa yang layak memimpin. (*)