BaraNews – Gayo Lues, 9 Mei 2024, HaKA (Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh), organisasi nirlaba yang berbasis di Aceh menyelenggarakan kegiatan diskusi bersama dengan 14 desa di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) pada tanggal 6-8 Mei 2024 di Hotel Rasamala, Banda Aceh. Kegiatan ini bertajuk “Konsultasi Bersama Wilayah/Desa Pengorganisasian Yayasan HaKA” tersebut bertujuan untuk mengkonsolidasikan upaya-upaya pelestarian dan pengelolaan KEL yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) merupakan hutan hujan tropis yang memiliki luas lebih dari 2,6 juta hektar dan terletak di provinsi Aceh dan Sumatera Utara. KEL menjadi rumah bagi sejumlah satwa langka seperti orangutan sumatera, gajah sumatera, harimau sumatera, dan badak sumatera, serta menjadi penyangga kehidupan bagi sekitar empat juta penduduk di Aceh. Namun, KEL menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan aktivitas manusia yang merusak hutan. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi sangat penting dalam menggalang kesadaran dan komitmen untuk melindungi ekosistem ini.
Adi Alga Agara, perwakilan Gayo Lues, menyampaikan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh delegasi dari sembilan kabupaten yang tersebar di sekitar KEL. Masing-masing desa diwakili oleh dua perwakilan kelompok dan satu aparatur desa. Delegasi tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil.
Rangkaian acara yang berlangsung selama tiga hari ini mencakup berbagai kegiatan, termasuk diskusi bersama, berbagi cerita sukses, dan kunjungan lapangan ke Gampong Nusa untuk melihat praktik ekowisata. Selain itu, peserta juga mengikuti sesi membangun gerakan kolaborasi untuk pelestarian KEL.
Rubama, Community Empowerment Coordinator Yayasan HaKA, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan upaya pelestarian KEL. “Kami berharap melalui konsultasi ini, Gampong-gampong di sekitar KEL dapat terus aktif dalam melindungi ekosistem penting ini. Kolaborasi menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan,” ujarnya.
Acara ini juga melibatkan narasumber dari Ecovillage Silimalombu, PT PEMA, dan berbagai pihak lain yang berpengalaman dalam ekonomi hijau. Kunjungan lapangan ke Gampong Nusa memberikan kesempatan bagi para peserta untuk melihat langsung bagaimana masyarakat dapat mengelola wisata berbasis komunitas secara berkelanjutan.
Abdillah, Project Leader Carbon PT. PEMA, menyampaikan pentingnya berbagai pihak dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui ekonomi hijau. Ia menggarisbawahi bahwa masyarakat perlu mengevaluasi potensi dan masalah non-ekonomi seperti sumber daya, pengorganisasian lembaga, dan manajemen konflik dalam mencapai tujuan ini.
Pandi Niko, delegasi dari Desa Pining, mengapresiasi inisiatif ini, menyebut konsultasi ini sebagai langkah penting untuk menjaga ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan hijau yang berkelanjutan.
Abu Kari alias aman Jarum, Ketua Forum Harimau Pining Penjaga Hutan dan Sungai, juga mendukung kegiatan tersebut. disamping itu, ia menyampaikan agar program yang direncanakan segera dilaksanakan. “Pelatihan yang selenggarakan HaKA sebenarnya sangat dibutuhkan oleh kita masyarakat kampung guna menambah wawasan lingkungan. Kami berharap program yang direncanakan bersama HaKA secepatnya dilaksanakan, terutama yang berkaitan dengan penanaman (penghijauan)”.
Kegiatan tersebut diharapkan menjadi fondasi kuat bagi masa depan Kawasan Ekosistem Leuser dan didukung oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat (Amj).