Menu

Mode Gelap
DPRK Aceh Tenggara Meminta Kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan,Agar Segera Membayar Gaji Tukang Sapu Jalanan Bhabinkamtibmas dan Satsamapta Polres Gayo Lues Bantu Korban Kebakaran di Kecamatan Blangpegayon Gayo Lues Camat Blangpegayon Bersama Masyarakat dan Petugas Damkar Ikut Padamkan Api Muliakan Ramadhan, Penggiat Sosial Ferdy S Davari Berbagi Ratusan Paket Daging Sapi Miris…Tiga Bulan Gaji Tak Dibayar, Ratusan Petugas Sapu Jalan Demo Kantor Bupati Agara. Lsm Gempur Minta Copot Kadis DLHK

ARTIKEL · 11 Jan 2023 23:59 WIB

UKW Jangan Dijadikan Kepentingan


					UKW Jangan Dijadikan Kepentingan Perbesar

 

 

Oleh : T.Samsul Bahri Wartawan Media Cakradonya

Mengapa kisruh UKW tiada henti hingg terbangun gunung merapai ditengah kehidupan dunia wartawan/Jurnalistik. Ada apa dengan UKW, siapa dalang yang ingin membangun gelombang tsunami dalam dunia Jurnalistik, perdicari dalangnya, karena wartawan/Jurnalistik bukan sebuah sinetron perwayangan.semoga ada jalan keluarnya.

Sejarah pers telah ada sejak zaman Romawi kuno. Pada masa kekaisaran Julio Cesar sebelum masehi, usia perjalanannya sudah ribuan tahun namun perjalanan nya melewati pasang dan surut seiring berkembangnya zaman. Tetapi dalam perjalanannya walaupun demikian tidak akan pernah dibiarkan mati.

“Sejarah pers sudah berusia sangat tua. Ini menjadi cikal bakal lahirnya pers masa kini. Seesungguhnya bila kita hayati satu hal yang luar biasa, yang lain boleh mati kalau jurnalisme pers tidak pernah mati,” perlu penghayatan dari para tokoh pers Nasional.

Kalau bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. sebuah informasi tentu berhubungan dengan pengetahuan, fakta berkaitan dengan pembuktian, sedangkan kebenaran merupakan tujuan esensi dari semua bentuk interaksi manusia.
“Sebagai profesi jurnalis yang berhubungan erat dengan informasi, maka ia tentu harus memiliki fakta, dan kebenaran itu sendiri,” makanya dunia kewartawanan tidak pernah mati dan terus menggema di muka bumi.

Kerja Peradaban
Kerja seorang jurnalis merupakan kerja peradaban. “Kalau sebut kerja peradaban, kita sama-sama paham apa itu kebaradaban dan tentunya harus dijaga dan peradaban harus sesuai dengan lingkungan dan zamannya untuk kemanfaatannya,” itulah fakta.

Ketika kita menghayati kode etik jurnalistik itu, maka kita akan melihat tiga hal penting setidaknya di dalam profesi seorang jurnalis. Yang pertama tentu yang terkait dengan integritas, yang kedua menyangkut cara jurnalis bekerja, dan yang ketiga menyangkut motivasi jurnalis itu sendiri dalam bekerja. Dari ketiganya, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa peran jurnalis dan instusinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat penting.

Pers dan jurnalis telah membawa bangsa ini berkembang dan maju sedemikian rupa. Melalui pers dan jurnalis juga, kemerdekaan itu diperjuangkan. “Kebenaran sebagai satu kejadian diinformasikan kepada khalayak, pengetahuan itu disebarkan, pembangunan digelorakan, bahkan tidak jarang sekarang diglorifikasikan. Komunikasi antara pemimpin dan rakyat dihubungkan, persatuan dan kesatuan bangsa direkatkan sikap kritis menjadi terbaru,” ini fak karya jurnalis perlu diresapi.

“Pengaruh besar dapat dilihat dari apa yang dikatakan. Jadi kalau ada yang dimasukkan hal-hal yang baik, yang dimasukkan must being easy dengan informasi yang bermanfaat di kepala, maka hasilnya pasti bermanfaat,”

Tidak ragu pada spirit kewartawanannya. Sebab, sebagaimana dikatakan, spirit kewartawanan itu tidak akan pernah pudar,” apapun gelombang yang datang menghempas dunia kewartawan.
.
Hari ini dunia jurnalis kembali dilanda gelombang besar isu UKW. Isu ini bagaikan gelombang tsunami 2004 lalu. Pemikiran masa wartawan terbelah dan terpecah berantakan, mengapa inilah yang perlu ada tokoh pemikir yang jujur dalam kepemimpinan lembaga kewartawanan.
Bicara masalah UKW perlu sebuah penjelasan yang jujur dan tidak ada dusta diantara pemimpin yang dituakan dalam dunia Perss/Jurnalistik.

Dengan bergeloranya kisruh dimuka bumi kewartawan maka penjajah akan masuk dan membantai hak-hak jurnalis dan membelengu kebebasan bekerja seorang jurnalis dan manfaatnya dinikmati oleh pejabat bekepentingan.

Kita kembali masa suram jurnalis, dari masa penjajahan, masa kemerdekaan, masa orde baru dan masa kini. Ruang lingkup wartawan tidak pernah henti di obrak abrik oleh kepenting demi mengaut keuntungan. Hal ini tak dapat dipungkiri. Hingga hari ini kisruh dunia wartawan/ jurnalistik terus diciptaka, sekelompok wartawan terus mempertahankan hak nya sedangkan sekelompok lagi terus mencari keuntungan dan membelenggu kebebasan dunia jurnalis.

Tentu kita bertanya. Kenapa ini terus terjadi. Apakah yang kita pikirkan hari ini masalah perpecahan, kenapa bukan masalah peningkatan kemampuan dalam ilmu jurnalis seperti para jurnalis indonesia dimasa lalu, demi bangsa rela mengorban jiwanya dan jiwa jurnalistiknya atau kewatawanannya mampu mengalahkan penjajah bangsa ini.

Penulis berharap. Hentikan pertikaian, bangun kesatuan dan persatua, Dewan Pers sebagai lembaga agung hars mampu menciptaka kebersamaan dan membangun nama keagungan jurnalistik bangsa ini. Mari sama buka mata, mari sama rasa dan mari sama membahas. (Penatua)

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 2000 kali

Baca Lainnya

Tanggal 9 Maret di Peringati Sebagai Hari Ginjal Sedunia , Mari Kenali Apa Itu Penyakit Gagal Ginjal Kronik ( PGK )

13 Maret 2023 - 04:10 WIB

Dari Sekedar Hobi Hingga menjadi Peluang Bisnis

26 Februari 2023 - 23:47 WIB

Tugas Kohati Yang Terabaikan

11 Februari 2023 - 21:29 WIB

Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik

31 Januari 2023 - 23:37 WIB

Memanfaatkan Lahan Kosong Sebagai Sumber Rezeki Baru di Desa Sidorejo

17 Januari 2023 - 16:55 WIB

KELESTARIAN BUDAYA SENI BORDIR ACEH DI GAMPONG SIDOREJO KECAMATAN LANGSA LAMA KOTA LANGSA LAMA PROVINSI ACEH

16 Januari 2023 - 17:02 WIB

Trending di ARTIKEL

Notice: Fungsi WP_Scripts::localize ditulis secara tidak benar. Parameter $l10n harus berupa array. Untuk meneruskan data arbitrer ke script, gunakan fungsi wp_add_inline_script() sebagai gantinya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 5.7.0.) in /home/baranewsaceh.co/public_html/wp-includes/functions.php on line 5835