Gayo Lues – Mendapati informasi tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Gayo Lues, Plt. Sekda Gayo Lues sesalkan isu kemiskinan masih eksis di Kabupaten.
Tercatat pada tahun 2022 sebanyak 4.010 jiwa penduduk Kabupaten Gayo Lues masuk dalam kategori miskin ekstrim. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat Kab. Gayo Lues merupakan salah-satu Kabupaten yang memiliki potensi pemanfaatan SDA yang tinggi.
Oleh karena itu, Plt. Sekda, Jata, SE mengungkapkan bahwa fokus pendanaan Kab. Gayo Lues akan diarahkan untuk penyelesaikan persoalaan kemiskinan. Persoalan kemiskinan perlu diselesaikan dengan mengedepankan skala prioritas dan secara berjenjang. Lebih lanjut, beliau meminta agar para penerima hak harus didasarkan pada data yang objektif dan aktual.
“Pr kita sekarang itu adalah menuntaskan kemiskinan di tahun 2024, jadi dinas-dinas yang lain jangan ada yang berkecil hati jika pendanaan akan kita fokuskan pada dinas-dinas yang berkenaan langsung ke persoalan penuntasan kemiskinan di kabupaten” ujar Sekda.
Selain itu, Plt sekda dengan tegas menyebutkan agar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dapat segera diaktualisasi. Beliau menilai bahwa upaya penyelesaian persoalan kemiskinan harus memiliki data yang aktual. Hal ini dimaksudkan agar rancangan program yang disusun nantinya memiliki skala dan pelaksanaan yang jelas.
“saya minta aktualisasi DTKS, data inikan jadi dasar kita merumuskan solusi. kalau tidak ada data, kita tidak bisa merumuskan jawabannya.”
Plt sekda juga melarang keras adanya favoritism dalam memilih penerima bantuan. Beliau menegaskan para pemangku jabatan harus bersikap netral dalam menyaring masyarakat yang berhak menerima bantuan pemerintah, tanpa mempertimbangkan perbedaan agama, suku maupun hubungan politik.
“janji ASN yang kemarin kita tanda-tangani bukan dalam konsep politik saja, tapi semua aspek. Jika memang warga berhak, data lengkap, berikan sesuai haknya. jangan tebang pilih, baik karena agamanya maupun golongan politiknya” Tegas plt Sekda.
Hal ini juga didukung oleh Kadis Pertanian Kab. Gayo Lues, Juanda, SH.,MH. Ia menambahkan bahwa penuntasan kemiskinan tidak boleh berhenti pada pemberian bantuan saja, namun perlu adanya upaya memberdayakan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat secara mandiri membantu perekonomiannya tanpa selalu menunggu uluran tangan pemerintah daerah.
“memberantas kemiskinan bukan persoalan bantuan saja, tapi perlu adanya gerakan untuk memberdayakan masyarakat. supaya mereka mampu membangun ekonomi mereka sendiri, contoh, 80% masyarakat adalah petani, memberikan benih dan pupuk untuk masyarakat bisa menjadi salah-satu cara yang efektif untuk persoalan kemiskinan” Jelas Juanda. (Abdi)