Meureudu – Para petani di Aceh, khususnya di Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya diarahkan untuk memperbaiki pola tanam sehingga hasil panen menjadi optimal.
Apalagi daerah tersebut selama ini menjadi salah satu lumbung pangan di provinsi paling barat pulau Sumatera.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pidie Jaya drh Muzakkir Muhammad menyampaikan musim tanam gadu lalu tidak optimal akibat berbagai kendala, seperti suplai air terhenti karena adanya pekerjaan bendungan.
Namun kedepan, persoalan tersebut tidak lagi menjadi kendala sehingga perbaikan pola tanam wajib harus dilaksanakan.
“Perbaikan pola tanam, salah satunya dengan pola tanam serentak akan dimulai pada musim tanam gadu atau MTG pada April – September 2023 mendatang,” ujarnya Jumat (3/2/2023).
Sementara itu, Camat Meureudu, Jailani SE, MM menyampaikan, para Muspika Meureudu, Pidie Jaya akan berupaya keras mengarahkan petani agar mulai musim tanam gadu penanaman dilakukan serentak.
Untuk itu, perlu kerjasama antara kejruen blang, kepala desa, imum mukim dan dinas terkait. “Ini menjadi kesepakatan pada kegiatan Jumat Curhat yang diikuti para pemangku kepentingan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, dirinya juga mengungkapkan alasan molornya musim tanam rendengan adalah akibat melornya jadwal bertani musim gadu lalu.
Petani terpaksa harus menanggung rugi karena gagal panen dan sebagian terpaksa membiarkan lahannya tidak ditanami.
Hal ini juga seperti diutarakan M Daud Yahya, Kepala Mukim Manyang Lancok. Penyebab utama adalah karena terhentinya suplai air menyusul adanya rehabilitasi bendungan irigasi.
Sehingga jadwal tanam bergeser hingga lebih sebulan. Padahal, pekerjaan tersebut tidak lebih dari sepuluh hari.
Penyebab lainnya, lanjut Mukim Daud, adalah ketiadaan drainase atau saluran pembuang. Hal itu terjadi akibat semakin maraknya pembangunan terutama seputar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Semua saluran atau lueng yang dulunya berfungsi dengan baik, tapi sejak beberapa tahun terakhir kini sudah didirikan beragam jenis bangunan. Akibatnya, ketika diguyur hujan lahan sawah terendam.
Untuk mengembalikan jadwal tanam serentak, kedepan perlu perhatian semua kejruen blang dan dinas terkait. “Yang sudah biarlah berlalu dan jadi pengalaman. Kedepan mari kita benahi kembali,” tandas Mukim Manyang Lancok.
Kapolsek Meureudu, Ipda Teuku Ansari bersama Danramil serta camat setempat juga berjanji akan ikut abdil berupaya keras menyeragamkan kembali jadwal bertani.
Muspika akan berusaha agar pola tanam pada MTG mendatang teratur atau serentak.
Pihaknya sangat berharap kerjasama yang baik dengan berbagai pihak mulai dari kejruen blang, keuchik, tokoh tani serta Distan setempat. Melalui Dinas PU setempat, kapolsek meminta rekanan yang menangani proyek di wilayahnya agar melapor.
Diakui Teuku Ansari belakangan para rekanan sama sekali tidak memberitahukan setiap ada pekerjaan di wilayah hukumnya. Padahal, itu sangat penting. “Jangan ketika ada masalah baru melapor ke Polsek,” kata Teuku Ansari. (IP)