Gayo Lues — Masyarakat yang melintasi jalur Nasional yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues diminta untuk lebih berhati-hati dan bersabar, terutama saat melintasi titik perbaikan badan jalan di kawasan Desa Singgah Mulo, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues. Proyek perbaikan jalan nasional ini tengah menerapkan sistem buka-tutup akibat aktivitas alat berat di lokasi, sehingga menyebabkan antrean kendaraan cukup panjang.
Penerapan buka-tutup dilakukan dengan pertimbangan keamanan dan efektivitas pekerjaan, khususnya saat proses pengerukan material dari sisi bukit yang longsor ke badan jalan. Batu dan tanah yang digali kemudian digunakan untuk menimbun sisi jalan yang mengalami amblas. Proses ini memerlukan kehati-hatian tinggi karena melibatkan material berbatu yang sulit dipindahkan hanya dengan waktu singkat.
“Kami harus melakukan buka-tutup jalan selama beberapa hari ini karena adanya pengerukan material dari atas badan jalan. Setelah itu, material dialihkan ke sisi jalan yang ambles. Karena struktur materialnya terdiri dari batuan besar, penanganannya tidak bisa dilakukan dengan cepat. Kami mohon maaf atas gangguan yang ditimbulkan terhadap kelancaran perjalanan masyarakat,” ujar salah satu petugas dari rekanan proyek yang mengawasi alat berat di lokasi, Selasa (11/11).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari program penanganan darurat jalan nasional oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, dengan nilai proyek lebih dari Rp10 miliar. Terdapat dua titik pekerjaan yang ditangani secara bersamaan, yakni di Desa Singgah Mulo dan Desa Meloak, keduanya di Kecamatan Putri Betung, Gayo Lues. Kondisi geografis yang rawan longsor dan curah hujan yang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja di lapangan.
Kontraktor pelaksana proyek ini adalah PT Shafira Group, yang bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis serta tenggat waktu yang telah ditetapkan. Sistem buka-tutup jalan dilakukan sebagai langkah keselamatan bagi pengguna jalan maupun pekerja proyek, mengingat medan jalan yang sempit dan rawan tergelincir saat hujan.
Masyarakat yang melintasi jalur ini, terutama kendaraan dari arah Kutacane menuju Blangkejeren atau sebaliknya, diminta untuk memperkirakan waktu tempuh perjalanan karena potensi keterlambatan. Selain itu, disarankan untuk tidak memaksakan melintas saat alat berat sedang beroperasi dan mengikuti arahan petugas proyek di lokasi.
Kondisi jalan yang basah dan licin akibat hujan juga membuat truk dan kendaraan berat membutuhkan kehati-hatian ekstra, sehingga pengguna kendaraan kecil diimbau menjaga jarak aman dan tidak menyalip secara sembarangan. Antrian dan perlambatan arus lalu lintas diperkirakan masih akan terjadi selama masa pengerjaan berlangsung.
Pihak pelaksana berharap masyarakat mendukung kelancaran proyek ini dengan bersikap kooperatif di lapangan. Dengan penanganan yang tepat dan sesuai prosedur teknis, ruas jalan nasional ini nantinya diharapkan lebih aman digunakan dan mampu memperlancar konektivitas antardaerah di kawasan tengah Aceh. (*)














































