Menu

Mode Gelap
Kasatpol PP Gayo Lues Ditelpon Al Hudri Palsu Menjelang Puasa Camat Gelar Makan Bersama di Kolam Biru Pemkab Gayo Lues Ikuti Rapat Koordinasi Peluncuran Indikator Monitoring Center For Prevention IDI Gayo Lues Bantah Kemenkes Budi Gunadi Tentang Pengurusan Surat Izin Peraktek Dokter yang Mahal Pengulu Pining, Sampaikan Wacana Pembukaan Lahan Eks Kombatan GAM Kepada Masyarakat Kampung Pining

ACEH TENGAH · 3 Mar 2023 00:45 WIB

Mahasiswa STIkes Darusallam Lhokseumawe Adakan Lokmin Tentang PTM Khusus Pada Penyakit Epilepsi di Pukesmas Bies


					Mahasiswa STIkes Darusallam Lhokseumawe Adakan Lokmin Tentang PTM Khusus Pada Penyakit Epilepsi di Pukesmas Bies Perbesar

 

Aceh Tengah, BARANEWS |  mahasiswa/i profesi ners STIKes Darussalam Lhokseumawe mengadakan loka karya mini tentang PTM ( penyakit tidak menular) merujuk ke penyakit epilepsi , kegiatan tersebut diadakan  pada hari kamis (02/03/2023) pagi di aula pukesmas bies, Kecamatan bies kabupaten aceh tengah.

Loka karya mini ini dilakukan setelah melakukan monitoring dan pendataan tentang PTM ( penyakit tidak menular ) di desa tebes lues dan penderita epilepsi ini tidak tercover oleh pihak kesehatan karena orang tua yang mengalami epilepsi ini menutupi penyakit anak nya karena malu dan takut akan stikma masyarakat mengenai penyakit yang di derita anakanya dan sangat tertarik untuk membahasnya

Acara lokmin atau loka karya mini tersebut dihadiri oleh kepala pukesmas bies Dr.gustina fitri M.K.M,pegawai dan staf pukesmas,pembimbing dari pukesmas, dari dinas kesehatan atau mewakili dan 31 mahasiswa/i profesi ners stikes darusallam Lhokseumawe itu
adapun yang menjadi pemateri dalam kegiatan itu yaitu Rijki S.kep mahasiswa profesi ners sekaligus ketua kelompok

Rijki mengatakan Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal. Gangguan ini menyebabkan penderita dapat kejang mendadak, mengalami sensasi dan perilaku yang tidak biasa, bahkan hingga kehilangan kesadaran. Kejang yang disebabkan epilepsi dapat mempengaruhi keselamatan penderitanya, mengganggu pekerjaan, dapat menyebabkan kecelakaan saat mengemudi, dan masih banyak hal lagi yang dapat ditimbulkan jelas rijki

Jenis kejang epilepsi dibagi menjadi dua berdasarkan gangguan pada otak
1. kejang parsial atau focal, otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja. Kejang parsial ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu kejang persial simpel yaitu kejang yang pengidapnya tidak kehilangan kesadaran. Gejalanya dapat berupa anggota tubuh yang menyentak, atau timbul sensasi kesemutan, pusing, dan kilatan cahaya. Bagian tubuh yang mengalami kejang tergantung pada bagian otak mana yang mengalami gangguan dan yang kedua kejang persial kompleks Kadang-kadang, kejang focal memengaruhi kesadaran pengidapnya, sehingga membuatnya terlihat seperti bingung atau setengah sadar selama beberapa saat. Inilah yang dinamakan dengan kejang parsial kompleks

2.kejang umum atau menyeluruh, gejala terjadi pada sekujur tubuh dan disebabkan oleh gangguan yang berdampak kepada seluruh bagian otak.

Dan rijki juga menjelaskan penyebab terjadinya epilepsi ada dua yang pertama epilepsi idiopatik disebut juga sebagai epilepsi primer,atau keturunan dan kedua yaitu epilepsi simtomatik disebut juga epilepsi sekunder, Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka berat di kepala, tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder tutup rijki

Dan dr.gustina selaku kepala pukesmas juga menambahkan bahwa epilepsi atau ayan adalah sebuah penyakit neurologis yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kejang yang berulang-ulang. Episode-episode dari kejang itu dapat menyebabkan atensi dan tingkah laku seseorang dapat berubah,Gejala penyakit epilepsi sangat bervariasi Mulai dari kejang sampai perubahan emosi tutur kepala pukesmas itu

Kemudia epilepsi dapat menurunkan kualitas hidup karna itu di perlukan penanganan yang efektif dan juga laporan WHO tentang mispersepsi tentang orang dengan epilepsi ditemukan disetiap daerah atau negara. Kesalahpahaman, diskriminasi dan stigma sosial yang negatif tersebut, membuat orang dengan epilepsi menjadi terjebak dalam kegelapan dan cenderung menutup diri tutup dr gustina tersebut. (RED)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 8000 kali

Baca Lainnya

Training Dasar Organisasi (TDO) Dan Raker Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Berjalan Lancar dan Sukses

21 Maret 2023 - 19:44 WIB

Megang Murum KNG Raya, Sambut Bulan Ramadan, Berlangsung Secara Hybrid

19 Maret 2023 - 22:17 WIB

Mahasiswa Prodi Peternakan FP Umuslim magang di BPTU-HPT Indrapuri

18 Maret 2023 - 02:35 WIB

Mahasiswi IAI Almuslim Aceh Ikut SIMBA X di Langsa

14 Maret 2023 - 07:34 WIB

Dua Mahasiswa Aceh Lolos Pertukaran Mahasiswa ke Hungaria dan Ceko

13 Maret 2023 - 04:31 WIB

Konten Kreator Aceh Tengah Kritik Kebijakan Dinas Koperasi UKM Aceh, Pemberian Bantuan Tidak Tepat Sasaran.

12 Maret 2023 - 22:23 WIB

Trending di ACEH TENGAH