Menu

Mode Gelap
Kasatpol PP Gayo Lues Ditelpon Al Hudri Palsu Menjelang Puasa Camat Gelar Makan Bersama di Kolam Biru Pemkab Gayo Lues Ikuti Rapat Koordinasi Peluncuran Indikator Monitoring Center For Prevention IDI Gayo Lues Bantah Kemenkes Budi Gunadi Tentang Pengurusan Surat Izin Peraktek Dokter yang Mahal Pengulu Pining, Sampaikan Wacana Pembukaan Lahan Eks Kombatan GAM Kepada Masyarakat Kampung Pining

ARTIKEL · 31 Jan 2023 23:37 WIB

Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik


					Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik Perbesar

 

 

“Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik”

Oleh: Rizki Hawalaina, S.Pd

Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh

 

Pendidikan di era modern saat ini tidak lagi menciptakan peserta didik yang pasif baik didalam dan diluar kelas. Peserta didik yang awalnya menjadi objek pada proses belajar mengajar kini telah berubah menjadi subjek yang di prioritaskan. Istilah teacher centered perlahan terhapus dari proses pembelajaran berikut dengan segala metode yang perlahan tak lagi digunakan seperti metode ceramah penuh, dikte, menghafal, atau menyalin materi ke buku tulis melainkan pembelajaran yang berbasis proyek individu maupun kelompok.

Baru-baru ini Pemerintah Indonesia mulai mencoba mengimplementasikan ‘kurikulum merdeka’ pada pembelajaran dengan tujuan agar karakter peserta didik yang menyesuaikan dengan Profil Pelajar Pancasila dapat semakin kuat. Pemerintah gencar mensosialisasikan program terkait untuk perlahan mengubah paradigma guru untuk berintegrasi pada paradigma konsep baru yang berpusat pada peserta didik dalam pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, banyak kegiatan pembelajaran yang berbasis proyek kelompok atau project based learning sehingga guru sebagai perancang kurikulum dituntut untuk mahir dalam merancang modul berbasis proyek agar berkualitas.

Seiring dengan perancangan proyek oleh guru yang sebenarnya adalah hal yang biasa mengingat tugas guru adalah sebagai perancang, guru merancang kegiatan pembelajaran serta memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik lewat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain merancang kegiatan, guru juga sebagai perancang penilaian untuk memastikan apakah tujuan yang ingin dicapai sudah tercapai atau sebagai diagnosa lebih lanjut tentang kebutuhan peserta didik.

Sejalan dengan tugas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran berbasis proyek, guru harus memahami strategi merancang pembelajaran, salah satunya adalah Backward Design. Menurut Wiggins McTighe dalam bukunya Understanding by Design (2006), desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design. Sesuai maknanya, perancangan Backward design dimulai dari akhir terlebih dahulu yaitu tujuan yang nyata dari kegiatan projek yang kemudian akan mundur untuk mengembangkan  kegiatan yang akan dilakukan sehingga  memenuhi tujuan proyek tersebut. Pada rancangan biasa, guru merancang pembelajaran dengan menentukan topik tertentu dilanjutkan dengan merangkai kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan penilaian sumatif yang cenderung bersifat menghakimi.

Strategi perancangan ini dinilai kurang tepat karena untuk beberapa topik pembelajaran secara umum tidak didapati arah yang sesuai yang seharusnya dapat diterapkan pada hasil nyata. Akibatnya, guru dan peserta didik dibuat bingung “kemana hasil pembelajaran ini dapat berguna?”.

Lantas, bagaimana backward design dapat diimplementasikan didalam kelas dan bagaimana peran guru dalam pengimplementasian kurikulum tersebut? Tentunya, sebagai seorang pendidik yang professional, guru tidak hanya bergantung pada apa yang telah ditetapkan dan menjalankan pembelajaran dengan level standar. Layaknya seorang desainer baju yang berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan dan keinginan klien, guru juga demikian. Guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan peserta didik lewat pembelajaran. Caranya adalah dengan merancang pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri sehingga dapat ditampilkan pada kehidupan nyata atau lingkungan masyarakat sebagai bentuk kontribusi. Peran guru selanjutnya adalah melaksanakan kerangka perancangan kegiatan dengan semaksimal mungkin agar ditemui jawaban atas berhasil atau tidaknya perancangan tersebut yang menjadi cikal bakal evaluasi untuk pembelajaran berikutnya.

Sebagai contoh dalam pembelajaran Bahasa Inggris tentang surat lamaran kerja. Awalnya guru harus menentukan tujuan secara spesifik misalnya “Siswa mampu membuat surat lamaran kerja yang baik”. Selanjutnya guru merancang asesmen yang mungkin dilaksanakan atas tujuan tersebut misanya “Guru meminta siswa untuk merancang surat lamaran kerja”. Selama pembahasan materi tersebut dapat dilakukan didalam kelas dengan seksama. Selanjutnya guru dapat merancang kegiatan belajar peserta didik diluar kelas sebagai bentuk aksi nyata misalnya menugaskan peserta didik ke perusahaan atau instansi yang memiliki arsip surat lamaran kerja karyawan sehingga peserta didik dapat melihat langsung dan mengeksplorasi lebih lanjut tentang surat lamaran kerja. Pada akhirnya, pembelajaran yang dilaksanakan memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan menumbuhkan motivasi bagi peserta didik untuk mewujudkan materi yang ia fahami di kehidupan nyata sebagai bentuk kontribusi.

Sesuai dengan tujuan utama Understanding by Design (UbD) melalui backward design ini adalah tercapainya tujuan pembelajaran dan diharapkan dapat direalisasikan oleh peserta didik. Guru sudah menentukan kontribusi akhirnya akan seperti apa yang diinginkan. Oleh karena itu desain tahapan awal sangat kompleks, holistik, natural, fundamental dan aplikatif. Analisis diagnostik berperan penting dalam kerangka awal UbD yang implementatif. Semoga dengan dirancangnya pembelajaran menggunakan kurikulum UbD ini didapati hasil yang nyata berupa pemahaman yang tinggi bagi peserta didik terhadap materi ajar serta terealisasinya kontribusi peserta didik dilingkungan masyarakat.

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 83000 kali

Baca Lainnya

Tanggal 9 Maret di Peringati Sebagai Hari Ginjal Sedunia , Mari Kenali Apa Itu Penyakit Gagal Ginjal Kronik ( PGK )

13 Maret 2023 - 04:10 WIB

Dari Sekedar Hobi Hingga menjadi Peluang Bisnis

26 Februari 2023 - 23:47 WIB

Tugas Kohati Yang Terabaikan

11 Februari 2023 - 21:29 WIB

Memanfaatkan Lahan Kosong Sebagai Sumber Rezeki Baru di Desa Sidorejo

17 Januari 2023 - 16:55 WIB

KELESTARIAN BUDAYA SENI BORDIR ACEH DI GAMPONG SIDOREJO KECAMATAN LANGSA LAMA KOTA LANGSA LAMA PROVINSI ACEH

16 Januari 2023 - 17:02 WIB

Perjalanan Pendidikan Sebagai Prinsip Peran Pendidik di Indonesia

12 Januari 2023 - 22:55 WIB

Trending di ARTIKEL