Blangkejeren, Baranews – Hutan Leuser yang dinobatkan sebagai paru-paru dunia, Sebagian besar wilayahnya berada di kabupaten Gayo Lues, namun keberadaanya belum mampu mensejahterahkan masyarakatnya yang tinggal disekitar kawasan Leuser . Keberadaan hutan Lesuer sebagian besar di Gayo Lues , selama ini hanya dimamfaat oleh berbagai organisasi Lingkungan Dunia maupun lokal , untuk mendapatkan donor dana konfensasi hutan bagi organissasinya.
Hutan Leuser ibarat Brend susu Cap Nona “ Lembu yang punya susu , nona punya nama” sebut Pj Bupati Gayo Lues Drs. Alhudri, MM. pada Tim Siber Pengawasan dan Pengendalian Hutan di Gayo Lues, pada jumat 16/06/23 di Pendopo
Kehadirian Tim Siber di ketua oleh Staf Ahli bagian Pemerintahan Politik diinvestasi Daerah Ir. Abdul Hakim bersama jajaranya melakukan berkoordinasi dengan PJ Bupati , Hadir Wakil Ketua DPRK Gayo Lues H. Ibhnu Hasim dan mantan Kepala Badan Pengelolah Kawasan Ekosistem Lesuer ( BPKEL) Fauzan Azima
Pada pertemuan tersebut Alhudri mencurigai keberadaan hutan Leuser dengan berbagai potensinya selama ini dimamfaatkan berbagai organisasi lingkungan hidup dunia maupun lokal untuk mendapatkan konfensasi dari negara–negara dan perusahaan –perusahaan pendonor. berdali menjaga ekosistem Leuser untuk mendapatkan kucuran dana.
Alhudri mengibaratkan masyarakat yang tinggal dikawasan paru- paru dunia tetapi terkena “ paru – paru basa”. Dalam arti masyarakat Gayo lues dimintah untuk menjaga hutan agar tidak dirambah hutan tetap terjaga, namun masyarakatnya hidup sengsara, tidak mendapatkan konfensasinya apa-apa.
Luas hutan Gayo Lues lebih kurang dari 554 ribu hektar, atau 71 persen dari luas kawasan kabupaten Gayo Lues, sampai saat ini masih belum mendapatkan kompensasi Karbon (CO2), padahal selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Pemkab Gayo Lues telah sering melakukan usulan-usulan agar warga yang tinggal di seputaran kawasan hutan Leuser bisa diperhatikan. Diminta Tim Siber untuk menyelusuri keberadaan dana karbon bagi kofensasi hutan- hutan yang ada dikawasan di Gayo lues .
Staf Ahli bagian pemerintahan , Politik dan Investasi Daerah, Ir Abdul Hakim menyebutkan Tim siber saat ini sudah mengambil langkah menggandeng semua unsur organisasi pemerintahan dan Swasta yang berkecimpung dalam urusan hutan.
Selain itu Tim Siber sedang merancang draf perbup tentang partisifasi dana desa dalam pengelolaan hutan khususnya bagi desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Lewat Perbup Siber nantinya akan mendorong berbagai organisasi transfaran dalam pengelolaan dana konfensasi hutan
Wakil Ketua DPRK juga mantan Bupati Gayo Lues H . Ibnu Hasim mengatakan konfensasi karbon sudah di perjuangkan sejak tahun 2008, diawali dengan riset jumlah karbon yang di hasilkkan oleh hutan Gayo Lues bersama IPB. Perjuangan hingga tahun 2017 namun sampai sasatin belum membuahkan hasil, diharap kedepan bisa berlanjut . ( Bangyud)