Menu

Mode Gelap
Kasatpol PP Gayo Lues Ditelpon Al Hudri Palsu Menjelang Puasa Camat Gelar Makan Bersama di Kolam Biru Pemkab Gayo Lues Ikuti Rapat Koordinasi Peluncuran Indikator Monitoring Center For Prevention IDI Gayo Lues Bantah Kemenkes Budi Gunadi Tentang Pengurusan Surat Izin Peraktek Dokter yang Mahal Pengulu Pining, Sampaikan Wacana Pembukaan Lahan Eks Kombatan GAM Kepada Masyarakat Kampung Pining

BANDA ACEH · 5 Feb 2023 00:30 WIB

Aceh Punya Potensi Besar dalam Budi Daya Perikanan


					Aceh Punya Potensi Besar dalam Budi Daya Perikanan Perbesar

 

Banda Aceh  – Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SPUM) Ladong Hendry Iskandar Madyantoro menyebutkan, jika provinsi ini memiliki potensi besar dalam pengembangan budi daya jenis ikan air tawar.

Selama ini, kata dia, pengembangan budi daya jenis ikan tawar banyak dilakukan di wilayah tengah Provinsi Aceh, seperti di Kabupaten Aceh Tenggara, Gayo Lues, Subulussalam, Aceh Tengah, Bener Meriah.

“Perikanan darat mampu mengatasi saat krisis ikan di laut seperti yang saat ini dialami oleh beberapa kabupaten/kota yang ada di Aceh, yang disebabkan oleh faktor cuaca, gelombang laut yang tinggi dan faktor faktor lainnya,” kata dia, Jumat (3/2/2023).

Menurut estimasi, kata Hendry, pengembangan melalui pembangunan sektor perikanan darat jika berdayakan secara sporadik dengan memberdayakan tambak dan kolam pola semi intensif tentu saja menghasilkan ratusan bahkan ribuan ton per bulannya.

Hal tersebut, kata dia, terwujud melalui gerakan menggalakkan sektor perikanan darat di seluruh Aceh dengan gambaran situasi jumlah tambak air payau perkiraan luas tambak produktif 53.375 ha dan cadangan lahan air tawar di perkirakan 5.010 ha.

Ia menyampaikan bahwa pada 19 Mei 2022, Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui program Integrated and Revitalisasi Shrimp Farming mmetakan kawasan budi daya di wilayah Aceh Timur (Modelling) sebanyak 500 Ha (On Farm).

Selanjutnya, kata dia, kawasan Sulawesi Tenggara Kabupaten Muna 500 ha, Kabupaten Konawe Selatan 250 ha dan Nusa Tenggara Barat di Kabupaten Sumbawa 500 ha dengan nilai investasi Rp7.5 triliun.

“Dengan konsep pengelola Small Scala Shrimp Revitalization,” katanya.

Pemerintah Provinsi Aceh, tambah Hendry, dalam hal ini sudah mendukung kegiatan budi daya sektor perikanan darat dengan program sistem budi daya bioflok yang tersebar di seluruh Provinsi Aceh dengan berbagai ukuran Kolam Bioflok Diameter 20 m, 25 m, 10 m dan 6 m.

“Sehingga nantinya bisa dimamfaatkan oleh masyarakat dalam membudidayakan sektor perikanan darat,” tutur Hendry. (IP)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 1000 kali

Baca Lainnya

Pj Walikota dan DPRK Banda Aceh Tak Serius dan Kurang Peduli Penegakan Syariat Islam

23 Maret 2023 - 05:05 WIB

Kapolda Aceh Bagikan 300 Kg Daging pada Hari Meugang

23 Maret 2023 - 03:08 WIB

Perkuat Soliditas Kader Di Aceh Wasekjen DPP PSI Gelar Konsolidasi Pengenalan PSI

18 Maret 2023 - 12:57 WIB

Dewan Energi Nasional mengakui keberhasilan PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Aceh

17 Maret 2023 - 23:45 WIB

Dekom BAS Masih Dipertahankan, Pj Gubernur Aceh Dinilai Masuk Angin

16 Maret 2023 - 00:07 WIB

Kapolda Aceh Hadiri Peluncuran Aplikasi SIGNAL

15 Maret 2023 - 01:22 WIB

Trending di BANDA ACEH